Fanfic (ZOMBIE 7) Flash back C
Andre tiduran dikamarnya, diruang tengah
masih berisik untuk mempersiapkan kebutuhan untuk besok. Ditambah Melsa yang terus
berbicara. Ia terus berkata kesana-kemari, ia selalu ikut nimbrung jika orang tuanya sedang sibuk. Membuat mereka yang sedang
sibuk dengan keributannya lebih ribut lagi.
Andre berfikir kejadian tadi siang. Ia
mengingat pelukan Lisa, itu terlalu berarti baginya.
Apakah
ia menyukaiku juga? pikir Andre.
Mungkin
setelah pulang dari Jakarta
aku akan mengatakan perasaanku. batinnya.
Andre tersenyum, betapa bahagianya ia
jika menjadi pacar Lisa. Semua lelaki iri padanya. Tapi yang sebenarnya yang
diharapkan Andre bukan ketenaran. Tapi ketulusan Lisa. Ia sudah membuat Andre
jatuh cinta, jika Lisa memainkan perasaannya betapa hancurnya hati Andre.
Pagi-pagi Andre sudah dibangunkan. Ia
disuruh mandi awal-awal. Mau tidak mau Andre menurut, ia sangat malas
sebenarnya jika pergi ke Jakarta
hari ini. Tapi ia tiak ingin melewatkan pergi ke Dufan bersama keluarganya.
Andre selalu menginginkannya walaupun ia sudah hampir menjelajahi seluruh
permainan disana.
Setelah melakukan persiapan. Andre duduk
di belakang mobil sedan. Hanya mobil sedan inilah aset bergerak satu-satunya
milik keluarga Andre. Mobil merah ini memulai sejarah perjalanan keluarga Andre
dari sejak Andre berusia 12 tahun. Jadi mobil ini harta berharga keluarganya.
Andre duduk di belakang bersama Melsa,
Andre mendengarkan music lewat handphone-nya,
disambungkan oleh head set cokelat
yang menjadi head set setia Andre. Jadi
tidak mengganggu teman perjalanannya karena musik yang Andre putar.
Satu pesan masuk, dari Lisa.
‘Kau sudah berangkat?’
‘Yap
:D’ jawab Andre.
‘Hati-hati yok’ balas Lisa lagi.
‘Siip’ balas Andre gak penting,.
Lisa selalu perhatian padanya. Andre
sangat menyukai Lisa. Dia teman baiknya. Malah melebihi teman sebangkunya Anton.
Teman sebangkunya itu sangat berbeda
prinsip dengan Andre, membuat Andre tidak terlalu dekat dengannya. Anton lebih
menyukai olahraga, sedangkan Andre menyukai komik atau novel.
Jadi, saat istirahat Anton pasti bermain
dilapangan bersama anak kelas lain, sementara Andre pergi ke perpustakaan untuk
membaca buku.
Andre hanya berbicara dengan Aton saat
dikelas saja, karena Anton adalah teman baik untuk masalah debat. Bahkan
disemua pelajaran.
Anton termasuk 10 besar ranking kelas,
jadi tidak heran Anton bisa mengikuti pembicaraan Andre.
Andre kembali memutar lagu favoritnya
Avenged SevenFold - Gunslinger, ia suka pada band itu semenjak ia duduk di
bangku SMP. Agak terlambat, namun Andre selalu menikmatinya
“Semua sudah siap?” sahut agi dibangku
supir. “Pastikan tidak ada benda yang tertinggal” lanjutnya. Agi menyalakan
mesin mobil.
Mobil melaju sedang, dikompleks
orang-orang sudah beraktivitas, seperti olahraga, atau hanya bermain di taman.
Jalanan macet total. Mobil tidak
bergerak sama sekali, semua orang ingin datang ke Jakarta. Mereka penasaran dengan apa yang
terjadi. Andre menghentikan musik di HP-nya, karena baterai HP sudah mulai
habis, Andre memasukan HPnya kesaku celana kanannya.
Andre mulai bosan, tidak ada yang bisa
dilakukan, Andre melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Sudah 5
jam berada dimobil tapi tetap belum sampai juga.
Sebebenarnya mereka tidak melewati jalan
tol. Karena sudah ditutup oleh keamanan, tidak ada yang boleh melewati. Alhasil
mereka melewati jalan kecil, namun orang lain pun banyak yang melewati jalan
pintas itu. Jadi jalan sesak dengan mobil yang berusaha lebih dulu, akibatnya
kemacetan tak terhindarkan.
Andre membuka jendela mobil. Ia melihat
kedepan dan kebelakang, banyak mobil berjajar.
Andre kembali duduk, adiknya Melsa
tertidur pulas disampingnya, dia pasti kelelahan. Karena selama perjalanan ia
bernyanyi dan berbicara kesana kemari gak jelas, Ibunya juga tertidur. Hanya
Andre dan Ayahnya yang masih terjaga. Agi terlihat lelah, keringatnya
bercucuran membasahi pakaianya.
“Hei” sahut anak laki-laki seumuran
Andre diseberang mobil.
Andre menengok, ia menunjuk jari
kedadanya. “Aku?”
“Yap” jawab laki-laki itu. “Siapa
namamu?”
Andre membuka jendela lebih besar, dan
mengeluarkan kepalanya. “Andre, Kau?”
“Ramdhan” jawabnya cepat. “Pertama kali
ke Jakarta?”
“Tidak, ini untuk beberapa kali, tapi
aku blum pernah mendapat macet seperti ini” Andre sebenarnya sudah ketiga
kalinya ke Jakarta,
tapi ia selalu memakai jalan tol.
“Ya, aku tidak tau kemacetan di Jakarta separah ini”
“Ahh, kau dari mana?” Andre mengangguk,
sebenarnya Andre ingin meluruskan Ramdhan. Bahwa ini belum sampai di Jakarta, tapi ia tidak
mau membahasnya terlalu banyak.
“Dari Makasar, kau?”
“Sukabumi” Andre sedikit membenarkan
duduknya agar lebih nyaman. “Mau apa kau ke Jakarta?”
“Melihat keadaan sebenarnya yang terjadi.
Aku baru pertama kali kemari, sungguh panas disini”
Andre tertawa garing. “Ya, memang di Jakarta sangat panas
menurut pengalamanku. Kau percaya zombie” Andre membuka pertanyaan yang sering
diperdebatkan akhir-akhir ini, untuk menambah akrab.
“Aku sering melihat di tv. Tapi, aku
kurang begitu yakin, berita tidak pernah menampilkan gambar di Jakarta”
“Ya, benar sekali” Andre setuju.
“Kau mau ngapain ke Jakarta”
“Jenguk Saudara, keluargaku hawatir”
jujur Andre.
“Ah, benar sekali, kau mempunyai saudara
yang jauh” Ramdhan berbasa-basi.
Andre tersenyum. Kemacetan mulai maju
perlahan. “Sampai jumpa” Andre berpamitan. Dia tidak ingat siapa nama orang
tadi, payah sekali.
Andre menutup jendela kembali, ia
membetulkan duduknya, agar lebih nyaman.
“Siapa itu, Dre?” Tanya Agi, sepertinya
ia mendengar pembicaraannya.
“Ah itu, orang Makasar. Aku lupa
namanya” Andre jujur.
Agi tertawa, anaknya memang payah dalam
berhubungan sosial.
“Aku akan tidur, untuk menghilangkan
kelelahan akibat macet” Andre tertidur pulas dimobil, tidak perlu lama. Ia
sudah lelah karena macet.
Komentar
Posting Komentar