Fanfic (ZOMBIE2) prolog
ATTACK
(Penyerangan Zombie)
PROLOG
Kematian selalu menjadi pencapaian akhir
semua manusia. Selalu bergerak cepat mendekati. Pencapaian yang hampir semua
orang membencinya dan berlari dari suratan takdir.
Seluruh harapan yang kita gali semua berakhir
bersama kematian yang kita alami. Terpendam, dan tak terlihat bersama peti.
Ingin rasanya merasakan kematian dengan
tentram dan damai. Tapi, sepertinya tuhan berkata lain. Dia seperti mengutuk
kita semua dalam kematian yang menyedihkan!
Semua orang tidak puas dengan takdir
yang tuhan berikan. Semua merontak dan berlari dari dinding ketentuan. Menggali
dan memutari hingga mendapat harapannya selama ini. Walau akhirnya mereka
tersesat dan harus menerima takdirnya.
Semua terlalu ketakutan. Hingga akhirnya
melakukan hal yang bodoh. Tanpa memastikan efek dari yang mereka lakukan.
Mereka terlalu bodoh untuk melihat yang sesungguhnya tuhan harapkan.
Kebodohan mereka membuat takdir yang
tuhan berikan lenyap dan hancur. Mereka mencoba menghapus kematian. Hal yang
benar-benar tuhan benci.
Jakarta sudah berbau mayat, Ibu kota
dari Indonesia
telah merampas seluruh masyarakat yang hidup disana. Semua pergi meninggalkan kehidupan
dengan jangka waktu beberapa detik.
Keindahan Jakarta menjadi seolah sejarah
belaka. Kota yang dulu menjadi kota
mimpi berubah menjadi kota
mati.
Harapan, dan Mimpi sudah hilang ditelan Jakarta.
Beratus-ratus orang merantau ke Jakarta. Mereka membawa
mimpi dan harapan kesana, tapi mimpi mereka berhenti karena virus menyerang
mereka. Virus yang ganas, membuat mereka melupakan cita-citanya dengan hanya
menjentikan jari.
Virus yang membuat seseorang mati, dan
akan dibangkitkan lagi dengan cara tidak manusiawi.
Mereka yang terserang virus menjadi
agresif. Mencintai daging manusia sebagai makanan untuk menyambung hidup mereka.
Otaknya sudah dibutakan dari segala kenikmatan yang mereka terima. Hatinya
sudah membeku dan mati.
Kenikmatan yang mereka capai selama ini
hilang begitu saja. Mereka terlalu terobsesi untuk menjadi seorang kanibal. Tidak
mempedulikan orang yang mereka kasihi. Semua hanya tampak sebagai sesuatu untuk
mereka makan.
Kota tersibuk itu menjadi kota mayat. Tidak ada yang peduli dengan
mereka. Karena, mereka sendiri tidak mempedulikan para demawan untuk
membantunya. Hingga akhirnya para dermawan menjadi santapan makan nya sendiri.
Dunia sedang berduka. Mereka sedang
bersedih melihat apa yang terjadi, semua menangis dalam jiwanya masing-masing.
Menikmati suasana yang mereka benci.
Mereka terdiam dalam pikirannya,
merintih, dan berteriak. Meminta kebebasan, kebebasan yang mereka terima setelah
melewati dinding takdir didepannya.
Mereka tersesat, mereka mencari jalan
buntu, semua memutari dinding panjang yang dingin, dinding yang tiada akhirnya.
Mereka berdo’a dalam pencariannya, mengharapkan
seseorang membantunya, dan mengeluarkan dari masalah yang menjeratnya.
Aku Rangga Andre Firmansyah, seseorang
yang sedang diambang penentuan, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ku
alami.
Aku tinggal di Sukabumi, kota kecil yang jarang diketahui oleh semua penduduk Indonesia. Salah
satu kota
bagian dari Provinsi Jawa Barat.
Kota yang dihuni oleh orang-orang ramah, menyukai hidup
bersosialisasi, dan bekerja keras. Tapi, sekarang mereka menjadi seorang
individu yang agresif. Aku benci mereka.
Aku tersesat. Dan aku terdiam mematung
melihat keadaan. Obsesiku untuk bebas sudah tidak muat diotakku. Segala cara telah
aku lakukan. Hingga akhirnya aku berdiri kembali ditempat semula.
Aku berdiri didepan dinding tinggi yang
menanti keputusanku. Aku sedang berfikir bagaimana cara aku melewati dinding
yang menjulang dihadapanku.
Aku berfikir keras melihat keadaan. Aku tidak
memikirkan untuk memutari, maupun menggali. Aku hanya berfikir bagaimana cara
aku melawan dinding didepanku.
Dinding yang menaruh kebebasan
didepannya selalu menahan setiap orang yang menghindar, aku benci semuanya!
Aku
terus mencoba, karena aku yakin suatu hari aku akan mendapatkan mimpi itu.
Aku tersenyum dalam hatiku, aku akan
melewati dinding takdir yang menghalang, aku akan terbang meninggalkan takdir
kematianku, melintasi langit tinggi, tidak ada apapun yang bisa menahanku lagi.
Aku mencari kebebasan di Surabaya,
tempat pengungsian yang diawasi ketat oleh pihak Negara, tempat semua orang
yang berkumpul dengan harapan, tempat yang seperti surga untuk setiap orang,
tempat yang aman dari serbuan zombie, namun ambisiku mengalihkanku untuk pergi
ke Jakarta, tempat berkumpulnya zombie.
Aku percaya mimpiku akan menjadi
kenyataan, karena aku masih punya harapan yang indah, yang selalu menemaniku.
Aku bernyanyi, melafalkan lirik indah,
menyenandungkan kata-kata semangat, namun aku sedang berada disaat yang
menghawatirkan, mimpiku mulai terkikis, harapanku terbuang setiap detiknya, semua
tidak ada perubahan. Aku berusaha, dan selalu percaya seseorang akan
menyelamatkan aku. Meraihku ketempat kebebasan yang ia dapat, dan akan
membaginya dengan aku.
Aku mempunyai harapan, aku mempunyai
impian, dan yang terpenting aku mempunyai tujuan.
Namun aku tau, mayat hidup masih berkeliaran di Jakarta, mereka kelaparan.
Aku bingung dengan keputusan yang tuhan
ambil. Atau kah ini adalah takdir semua orang yang tuhan berikan?
ZOMBIES
Komentar
Posting Komentar