Fanfic (ZOMBIE 5) Flash back A


2 Bulan 4 Minggu 4 Hari yang lalu…
“Ibukota Indonesia saat ini telah menjadi kota mayat hidup. Presiden pun hanya bisa diam diri. Saat ditemui di Yogyakarta, ia hanya bisa tersenyum. Ia berkata ingin menyelesaikan urusannya dengan tenang. Karena mendengar dari pihak Juru Bicaranya, Bapak Presiden sedang ada suatu urusan…” seorang reporter tv terus memberikan informasi tentang masalah yang melanda Jakarta.
Andre duduk disofa bersama adiknya Mellisa, yang sering dipanggil Melsa. Ia adalah adik perempuan Andre satu-satunya. Jadi Andre sangat menyenangi Melsa. Namun tak jarang juga Andre dan Melsa sering berantem.
Melsa masih berumur 9 tahun, tangannya memegang permen lollipop kegemarannya.
“Kau percaya semua itu?” Tanya Nelly yang baru datang setelah lari pagi.
Nelly adalah Ibu Andre. Ia berusia 37 tahun, tapi tetap segar. Karena kebiasaannya yang selalu olahraga saat pagi.
“Entah, tapi mereka kayak panik beneran” jawab Andre bingung.
Keluarga Andre kurang lancar bahasa daerahnya. Yaitu bahasa sunda, mereka jarang menggunakan bahasa itu karena tidak terbiasa. Bukan berarti mereka tidak mengerti jika ada seseorang berbicara bahasa Sunda.
Mereka mengetahui apa yang orang katakan saat berbicara daerahnya. Tapi saat akan dijawab oleh bahasa yang sama, mereka kebingungan sendiri dengan kata-katanya. Jadi keluarga Andre hanya menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.
Ayah Andre dating. Ia biasa menemani ibunya untuk berolah raga. Sebenarnya Andre sering diajak, tapi Andre selalu menolak karena biasanya olahraga dimulai saat pukul 5 pagi. Andre biasa masih tertidur pada jam itu. Ayah Andre mempunyai nama sedikit lucu yaitu Agi. Cukup lucu untuk ukuran umurnya yang sudah 40 tahun.
“Percaya bukan, Bun?” Agi mengambil minum, lalu meneguknya.
“Entahlah, aku pikir zombie itu hanya cerita film” Nelly duduk disofa, membuat sofa sedikit sesak.
“Apa itu yang sering disebut April Mop?” celetuk Melsa polos.
“Masa sih? Sekarang kan bulan Juni. Berarti April udah kelewat” jawab Andre menjelaskan.
April Mop?” Tanya Nelly bingung.
“Ya, orang-orang akan membuat kejutan terus kalau orang percaya teriak aja ‘April Mop’ sepertinya seru” jelas Melsa.
“Hanya orang bodoh yang akan melakukan itu” Andre tersenyum acuh.
“Tidak, aku pernah mendengar bahwa diluar sana ada yang merayakan April Mop dengan berpura-pura mempunyai pohon yang bisa membuat pasta” bantah Melsa.
“Apa kita harus melihatnya kesana?” sahut Agi yang baru saja menganti pakaiannya.
“Aku juga ingin melihat keluargaku yang berada di Jakarta. Aku khawatir kepada mereka. Telepon ku tidak pernah diangkat oleh mereka, aku sangat hawatir” jawab Nelly.
“siapa yang mau ikut Ayah besok?”
“Aku” jawab Melsa cepat.
“Kau tidak ikut, Dre?” Tanya Nelly hawatir.
“Ah, males ah” jawab Andre.
“Yakin gak nyesel? Sewaktu-waktu kita bisa mengganti jadwal pulang dengan liburan ke Ancol” rayu Agi.
Andre menggeleng pelan. Ia merasa tidak baik. “Ancol kan di Jakarta Utara, sedangkan bibi dipusat?”
“Benarkah?” Jawab Agi sambil tersenyum memperlihatkan giginya.
“Mungkin aku akan berfikir malam ini”
“Yasudah, sekolah gak hari ini?” Nelly memberi semangat.
Andre mengangguk pelan.
“Ayo siap-siap, sebentar lagi mau jam 8”
Andre bersiap, ia mengambil roti untuk sarapan dimeja yang dibuatkan Nelly tadi pagi. Jadi sudah agak kering dan dingin. Andre keluar berlari. Ia agak telat kesekolah. 15 menit lagi masuk, sebenarnya Andre agak malas untuk bersekolah karena pasti akan membicarakan tentang masalah ini.



Seperti yang diperkirakan. Pelajaran Matematika diganti dengan pembicaraan mengenai masalah yang sedang terjadi di Ibu Kota, dan sebagai suatu anti sipasi. Kelas dibubarkan pada jam 10. Hanya 2 jam saja berada disekolah.
Andre berjalan pulang sendiri, matahari agak panas untuk ukuran jam 10 pagi. Ia selalu berjalan kaki untuk kesekolah karena letak rumahnya yang dekat. Bukan hanya dia, tapi hampir seluruh pelajar ditempat sekolahnya. Mereka mempunyai rumah yang dekat, hanya berbeda blok dengan Andre.
“Andre” teriak seorang wanita. Ia berlari pelan membuat rambut panjangnya bergerak lincah.
“Lisa? Ada apa?” Tanya Andre. Ia sedang tidak semangat.
Lisa adalah teman sekelasnya, ia masuk golongan pintar. Ia selalu ranking 1 selama sekolahnya. Bahkan ia masuk cewek popular karena mempunyai wajah yang cantik.
Tapi sikapnya yang cuek membuat ia sulit diajak berteman. Entah mengapa Lisa dekat dengan Andre, itu terjadi begitu saja. Mungkin karena mereka sering pulang bareng.
Lisa dan Andre mempunya blok rumah yang sama, malah tetanggaan. Tetapi saat berangkat Lisa sering diantar Ayahnya yang sekalian pergi bekerja. Jadi kalau pagi Andre jarang bareng dengannya.
“Kau sedang terburu-buru?” Tanya Lisa.
“Gak, kenapa?”
“Kau tau restoran yang berada diawal pintu perumahan?” Tanya Lisa.
Andre berfikir sejenak, ia mengingat, ada dua rentoran disana, tapi ada yang pas awal, dan di jajaran ke-3 dari pintu.
“Ramen Resto? Ya, ada apa?” Restauran mie yang sangat terkenal di kompleks rumah. Menyediakan ramen asal Jepang dengan sentuhan bumbu rahasia mereka, membuat ramennya sangat enak.
“Bingo!” Lisa menjentikan jari. “Disana sedang ada diskon untuk makanan. Kau mau makan disana? Ini masih pagi, pasti belum banyak yang datang”
“Diskon? Dalam rangka apa? Lagi pula aku sedang tidak membawa uang lebih” tolak Andre sopan.
“Katanya mereka akan segera tutup karena takut dengan pemberitaan zombie itu benar. Tapi stok makanan mereka masih melimpah, jadi mereka membuat diskon yang lumayan gede” jelas Lisa semangat.
“Emmm, jika masalah uang gak usah hawatir, kau ingat kerja kelompok Biologi?” lanjut Lisa semnagt.
Andre mengangguk. “Lalu apa hubungannya?” Tanya Andre bingung.
Andre pasti mengingatnya. Saat itu mereka mengerjakan tugas daur ulang. Andre sekelompok dengan Lisa dan dua orang temannya. Tapi saat itu turun hujan yang agak gede .Jadi kedua temanya tidak bisa dating
Padahal rumah mereka hanya berbeda blok dengan rumah Lisa, karena saat itu Lisa menjadi tuan rumah. Akhirnya tugas itu dikerjakan berdua. Lisa merasa kesal pada kedua temannya, jadi ia mogok kerja. Alhasil Andre menuntaskan pekerjaan kelompoknya sendiri. Jadi nilai pekerjaan kelompok mereka mendapatkan 8,7 karena tidak rapi.
Andre kurang begitu suka dengan pekerjaan seperti itu, tapi teman-teman Andre memuji ide daur ulang yang dibuat Andre. Ia membuat tempat buku dengan kardus bekas, dan ada lacinya, dan disampingnya ada tempat pensil yang terbuat dari bekas minuman.
Itu lebih berguna dari pada hasil temannya yang membuat mobil-mobilan dari bekas minuman, dan ada yang membuat gantungan yang terbuat dari sedotan. Andre melihat sedotan itu baru, bukan bekas. Karena dari baunya yang masih menyengat, dan warnanya masih cerah.
“Kau sudah bekerja keras untuk itu, kalau tidak ada kamu pasti aku tidak mendapatkan nilai kelompok”
Andre memalingkan mukanya, ia malu, Andre menyukai Lisa, tapi ia tidak berani mengungkapkannya, ia merasa minder.
Lisa anak seorang kaya, Ayahnya sebagai manager diperusahaan bank kota, dan Lisa sangat pintar, ia selalu peringkat 1. Sedangkan Andre hanya bisa masuk 5 besar itu pun pas di ranking 5. Ditambah Lisa sangat popular. Sedang kan Andre tidak mempunyai yang dibanggakan.
Andre tidak begitu pintar dalam pelajaran. Bahkan olahraga. Ia hanya menguasai satu alat musik yaitu gitar. Dan tubuhnya tidak bisa dibanggakan. Ia hanya memiliki tinggi diatas rata-rata tapi ototnya tidak berkembang baik. Perutnya tidak memiliki kotak-kotakan yang bisa ditunjukan. Malah perut Andre berlipat.
Andre hanya menahan perasaannya. Ia berfikir perasaannya hanya untuk mengagumi. Ia sangat senang dengan hal ini, ia sangat bahagia jika Lisa bahagia. Ia tidak mau membebani Lisa jika ia mengutarakan perasaannya.
“Mau?” Lisa membalikan tubuhnya didepan Andre membuat mereka berhadapan.
Andre agak risih, seluruh murid memperhatikan mereka.
“Kau lama sekali berfikirnya” Lisa menarik tangan Andre. Semua murid memperhatikan mereka. Semua cowok merasa iri karena tidak bisa dekat dengan wanita impiannya.
Mereka juga tidak mengerti mengapa Andre dan Lisa bisa sangat dekat, Lisa baru 2tahun ini pindah rumah kesamping rumahnya. Tapi sudah akrab melebihi teman sekolah dasarnya yang lebih 6 tahun bersama. Ditambah saat ini menjadi 8 tahunan.
Andre merasa berkeringat, jantungnya terasa bekerja cepat. Andre sering memimpikan ini.
Apa benar Lisa mengandeng tanganku? Itu luar biasa. pikir Andre bergairah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Random Post

Fanfic (ZOMBIE 8) Flash back C

Fanfic (ZOMBIE2) prolog